Masalah Tumbuh Kembang

Gangguan Tumbuh Kembang Bayi

Ayo ketahui apa saja gangguang tumbuh kembang yang dapat dialami bayi, beserta gejala dan cara menanganinya, disini.

Deteksi gangguan tumbuh kembang perlu dilakukan sedini mungkin agar bayi dapat segera mendapat terapi atau intervensi yang tepat.

Berikut beberapa jenis gangguan tumbuh kembang yang perlu Mommy perhatikan:

1. Gangguan spektrum autisme

Merupakan gangguan perkembangan otak yang berdampak pada kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak.

Ciri-ciri

Berikut adalah ciri- ciri gangguang spektrum autism:

  • Tidak menoleh saat namanya dipanggil
  • Tidak menyukai sentuhan fisik, seperti dipeluk
  • Cenderung tidak berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya
  • Kurang bisa mengekspresikan perasaannya dan ekspresi wajah cenderung datar
  • Speech delay, kesulitan memahami perkataan, kesulitan memulai pembicaraan
  • Cenderung melakukan gerakan berulang
  • Sensitif terhadap suara bising, cahaya silau, bau menyengat, atau tekstur kasar
  • Tidak melakukan kontak mata terhadap lawan bicara

Penyebab

Penyebab pasti autisme belum diketahui. Namun, risiko autisme meningkat akibat kombinasi dari berbagai faktor genetik dan nongenetik, atau lingkungan :

  • Faktor genetik. Gangguan autisme cenderung diturunkan dalam keluarga. Orang tua yang memiliki gen autisme maupun yang menjadi carrier atau pembawa gen autisme dapat meningkatkan risiko anak mengidap autisme.
  • Faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan tertentu dapat meningkatkan risiko autisme terutama pada anak yang memiliki gen autisme.

Faktor-faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.

  • Salah satu atau kedua orang tua berusia lanjut
  • Komplikasi kehamilan dan kelahiran, misalnya lahir prematur sebelum usia 26 minggu
  • Berat badan lahir rendah
  • Kehamilan kembar
  • Jarak kehamilan kurang dari satu tahun

Dampak

Autisme berdampak pada kehidupan bayi hingga dewasa:

  • Mengalami kesulitan belajar
  • Mengalami kesulitan untuk mandirI
  • Mengalami kesulitan berkomunikasi yang dapat memicu stres

Diagnosis

Mendiagnosis autisme tidaklah mudah, biasanya dokter mungkin akan melakukan hal-hal berikut ini sebelum menegakkan diagnosis autisme.

  • Mengamati kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan sikap anak
  • Melakukan tes pendengaran, kemampuan bicara, berbahasa, dan mengecek tahapan tumbuh kembang
  • Merekomendasikan tes genetik

Penanganan

Tidak ada obat khusus atau perawatan khusus untuk penderita autisme, tapi dokter akan menyarankan beberapa terapi berikut ini:

  • Terapi komunikasi dan interaksi
  • Terapi wicara dan pendidikan
  • Konsultasi keluarga
  • Obat-obatan untuk menangani gejala tertentu, seperti menangani anak yang terlalu aktif atau mengalami kecemasan

2. Cerebral palsy

Merupakan gangguan tumbuh kembang yang memengaruhi kemampuan gerak, pengendalian otot, koordinasi otot, tonus otot atau kontraksi otot, postur tubuh, keseimbangan, keterampilan motorik halus dan kasar, serta keterampilan oral motor.

Ciri-ciri

Berikut adalah ciri- ciri gangguan cerebak palsy:

  • Otot terlalu kaku atau terlalu lemas
  • Kurangnya keseimbangan dan koordinasi otot
  • Tremor atau banyak gerakan yang spontan
  • Keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar
  • Kesulitan berjalan
  • Kesulitan menelan dan mengunyah makanan
  • Air liur berlebihan
  • Kesulitan berbicara
  • Sering kejang

Penyebab

Cerebral palsy disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak yang bisa terjadi selama bayi masih dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau tidak lama setelah dilahirkan.

Berikut adalah kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya kerusakan otak:

  • Gangguan atau infeksi kehamilan yang menyebabkan otak tidak berkembang dengan baik atau fungsi otak terhambat
  • Komplikasi persalinan yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah atau kurangnya aliran oksigen ke otak
  • Trauma atau infeksi pascapersalinan yang merusak jaringan otak

Dampak

Cerebral palsy dapat menyebabkan kaku otot, lemas otot, dan masalah koordinasi dapat menimbulkan berbagai dampak berikut:

  • Malnutrisi, yang disebabkan oleh kesulitan menelan makanan
  • Ostreoarthtritis, yang disebakan oleh tekanan pada sendi yang abnormal
  • Patah tulang, tulang bengkok, pertumbuhan tulang terhambat karena jaringan otot tidak tumbuh dengan optimal

Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis cerebral palsy, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan.

  • MRI, untuk mengidentifikasi lesi atau kelainan pada otak anak
  • Cranial ultrasound bagi bayi baru lahir, untuk mendapatkan gambar otak bayi
  • Tes EEG, untuk mengamati gelombang-gelombang aktivitas listrik di otak
  • Tes laboratorium, seperti tes darah, urine, atau kulit untuk mengetahui masalah genetik atau metabolisme bayi
  • Tes penglihatan, pendengaran, berbicara, kognitif, motorik, dan perkembangan sosial

Penanganan

Anak dengan cerebral palsy membutuhkan perawatan jangka panjang, seperti:

  • Pemberian suntikan otot dan saraf
  • Terapi fisik dan terapi wicara
  • Operasi tulang dan saraf, pada sebagian kasus

3. Down syndrome

Merupakan kelainan genetik yang juga dikenal sebagai kelainan genetik trisomi, yaitu adanya tambahan kromosom pada kromosom 21.

Kromosom ekstra tersebut menyebabkan peningkatan jumlah protein yang dapat mengganggu pertumbuhan normal tubuh dan mengakibatkan abnormalitas perkembangan otak.

Ciri-ciri

Penderita down syndrome memiliki fitur fisik khas, yang kadang bisa dideteksi sebelum lahir.

  • Ukuran kepala lebih kecil
  • Bagian belakang kepala datar
  • Leher kecil
  • Memiliki jari tangan dan kaki yang kecil dan pendek
  • Bertubuh pendek
  • Sudut mata luar naik ke atas
  • Bentuk telinga kecil atau tidak normal
  • Lidah pecah-pecah

Penyebab

Penyebab pasti down syndrome belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang berisiko meningkatkan terjadinya down syndrome:

  • Mommy berusia di atas 35 tahun ketika hamil
  • Faktor keturunan, salah satu orang tua atau keduanya memiliki gen down syndrome atau membawa gen down syndrome, dan anak memiliki saudara kandung yang juga down syndrome
  • Infeksi virus Rubella yang menyebabkan perubahan jumlah maupun struktur kromosom pada janin
  • Terpapar radiasi dalam jumlah besar yang menyebabkan gangguan kromosom
  • Penuaan sel sperma dan/atau penuaan sel telur

Dampak

Berikut ini berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada anak down syndrome.

  • Gangguan jantung
  • Gangguan imun
  • Obesitas
  • Sleep apnea
  • Gangguan otot
  • Infeksi telinga

Diagnosis

Ada dua jenis tes dasar untuk mendeteksi down syndrome selama kehamilan, yaitu tes skrining dan tes diagnostik:

  • Tes skrining. Mencakup kombinasi tes darah yang mengukur jumlah berbagai zat dalam darah ibu, misalnya MS-AFP, Triple Screen, Quad-screen, dan USG yang menghasilkan gambar janin.
  • Tes diagnostik. Dilakukan untuk menemukan perubahan pada kromosom.

Berikut beberapa jenis tes diagnostik:

  • Chorionic villus sampling (CVS) untuk memeriksa plasenta
  • Amniocentesi untuk memeriksa cairan ketuban
  • Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS) untuk memeriksa darah pada tali pusat

Penanganan

Tidak ada pengobatan standar untuk down syndrome. Penanganan yang dilakukan biasanya berdasarkan pada kebutuhan dan keterbatasan yang dialami oleh bayi, seperti:

  • Terapi edukasi
  • Terapi fisik, membantu membangun keterampilan motorik, meningkatkan kekuatan otot, serta memperbaiki postur dan keseimbangan
  • Terapi wicara-bahasa
  • Terapi okupasi, mengajarkan cara mengganti baju, menulis, dan lainnya
  • Terapi emosional dan perilaku, mengajarkan anak mengatasi emosi atau merespons situasi tidak menyenangkan dengan cara yang positif
  • Penyediaan alat bantu untuk meningkatkan pembelajaran atau mempermudah penyelesaian tugas
  • Bergabung dengan komunitas. Di Indonesia, ada komunitas POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome) yang menjadi wadah bagi para orang tua penyandang down syndrome

4. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD)

Merupakan gangguan yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.  

Ciri-ciri

Berikut ini ciri-ciri ADHD yang umum terlihat pada anak:

  • Sering rewel dan susah ditenangkan
  • Tantrum berlebihan dan cenderung menyakiti diri sendiri
  • Mengalami gangguan tidur, seperti sulit tidur dan sering gelisah saat tidur
  • Memiliki gangguan makan, seperti sulit makan karena tidak bisa duduk diam untuk makan

Apabila gejala- gejala ini menetap pada anak seiring bertambahnya usia, cek kembali tahapan tumbuh kembangnya dan berkonsultasilah dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Penyebab

Penyebab pasti ADHD masih dalam penelitian. Namun, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko ADHD.

  • Genetik, yaitu orang tua atau saudara kandung memiliki ADHD
  • Paparan racun lingkungan, seperti timbal
  • Penggunaan narkoba, alkohol, atau minuman keras selama kehamilan
  • Merokok selama kehamilan
  • Kelahiran prematur

Dampak

Anak dengan ADHD lebih cenderung memiliki gangguan perkembangan berikut ini:

  • Oppositional defiant disorder (ODD), gangguan perilaku dengan gejala mudah marah dan tersinggung
  • Gangguan perilaku, ditandai dengan perilaku antisosial, seperti mencuri, berkelahi, merusak properti, dan menyakiti orang atau hewan
  • Disruptive mood dysregulation disorder, ditandai dengan temperamen yang meledak-ledak
  • Gangguan belajar, seperti kesulitan membaca, menulis, dan memahami pelajaran yang diberikan
  • Gangguan kecemasan, yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan kegugupan yang luar biasa
  • Gangguan mood, termasuk depresi dan gangguan bipolar
  • Berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan dan cedera daripada anak-anak lainnya
  • Cenderung tidak percaya diri
  • Mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain

Diagnosis

Agar diagnosis ADHD dapat ditegakkan, seorang anak harus menunjukkan gejala ADHD sebelum usianya 12 tahun secara terus-menerus selama 6 bulan di mana pun dia berada.

Tidak ada tes khusus untuk ADHD, tapi beberapa tes ini dapat dilakukan:

  • Pemeriksaan medis untuk memastikan gejala yang ditunjukkan anak bukan disebabkan oleh hal lain
  • Pengumpulan informasi, seperti masalah medis terkini, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta catatan sekolah
  • Wawancara dengan anggota keluarga lainnya, guru, atau orang lain yang mengenal anak dengan baik, seperti pengasuh atau baby sitter

Anak-anak usia prasekolah atau lebih muda yang diduga menderita ADHD memerlukan pemeriksaan oleh spesialis, seperti psikolog atau psikiater, ahli patologi wicara, dan dokter tumbuh kembang.

Penanganan

Penanganan pada anak ADHD dapat meredakan banyak gejala ADHD, tetapi tidak menyembuhkannya, berikut adalah contohnya:

  • Pemberian obat-obatan stimulan atau psikostimulan, untuk membantu meminimalkan gejala kurang fokus dan hiperaktif
  • Terapi perilaku
  • Psikoterapi, agar anak ADHD dapat berbicara tentang masalah yang mengganggu mereka, mengeksplorasi pola perilaku negatif, dan belajar cara mengatasi gejala yang dialami
  • Pelatihan orang tua, untuk membantu orang tua dalam menangani dan membimbing perilaku anak
  • Terapi keluarga, membantu orang tua dan saudara kandung mengatasi stres saat merasa kesulitan menangani anak ADHD
  • Konsultasi dokter secara teratur hingga sebagian besar gejala membaik

5. Keterlambatan bicara

Merupakan salah satu gangguan bicara dan bahasa yang menyebabkan kemampuan berbicara anak tidak sesuai dengan perkembangan usianya.

Keterlambatan bicara dibagi menjadi dua jenis.

1. Gangguan keterlambatan bicara fungsional

Tergolong ringan dan terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah.

2. Gangguan keterlambatan bicara non-fungsional

ketika anak mengalami gangguan bahasa reseptif, seperti autisme ataupun ADHD. 

Ciri-ciri

Berikut adalah ciri- ciri gangguang bicara pada bayi:

  • Tidak mengoceh saat bayi
  • Tidak menunjuk benda hingga usia 12 bulan
  • Lebih memilih berkomunikasi dengan gerak tubuh daripada vokalisasi pada usia 18 bulan
  • Mengalami kesulitan meniru suara pada usia 18 bulan
  • Anak belum dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “dada” dengan jelas pada usia 12 hingga 15 bulan
  • Belum memahami kata-kata sederhana seperti “tidak” atau “berhenti” pada usia 18 bulan
  • Belum menguasai 25 kata pada usia 2 tahun
  • Hanya dapat mengucapkan beberapa suara atau kata dan tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi pada usia 2 tahun
  • Belum bisa mengucapkan kalimat pendek pada usia 3 tahun
  • Belum bisa menceritakan kisah sederhana pada usia 4 hingga 5 tahun

Penyebab

Berikut ini berbagai penyebab keterlambatan bicara yang mungkin terjadi:

  • Gangguan mulut, seperti masalah pada lidah atau langit-langit mulut
  • Kelainan organ bicara, seperti lidah pendek, bibir sumbing, kelainan bentuk gigi dan rahang, atau kelainan laring
  • Gangguan oral-motorik pada area otak sehingga anak sulit mengoordinasikan bibir, lidah, dan rahang untuk membuat suara
  • Gangguan atau infeksi pendengaran
  • Gangguan perkembangan, seperti autisme, cerebral palsy, atau down syndrome
  • Minim interaksi dengan pengasuh
  • Terlalu banyak menonton televisi atau gawai tanpa adanya interaksi dengan orang lain

Dampak

Keterlambatan bicara pada bayi dapat memengaruhi perkembangan di area lain sebagai berikut:

  • Kesulitan bersosialisasi
  • Kesulitan belajar dan berprestasi di bidang akademik
  • Kesulitan memusatkan perhatian
  • Rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis gangguan bicara, perlu dilakukan pendekatan multidisiplin oleh dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.

Tujuannya adalah untuk memastikan hal- hal berikut:

  • Sejauh mana pemahaman anak?
  • Seberapa banyak kata atau kalimat yang dikuasai anak?
  • Perkembangan suara dan kejernihan bicara
  • Status oral-motorik anak, yaitu bagaimana mulut, lidah, langit-langit mulut, dan lain-lain, bekerja sama untuk berbicara serta makan dan menelan
  • Tes pendengaran, jika diperlukan
  • Tahapan tumbuh kembang anak

Penanganan

Penanganan keterlambatan bicara bergantung pada penyebabnya, dan perlu melibatkan kerja sama antara dokter anak, dokter spesialis lain yang terkait, terapis wicara, dan tentunya orang tua.

Berikut hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak:

  • Rajin berbicara dan berkomunikasi dengan anak
  • Rutin membacakan cerita, karena ini adalah cara yang baik untuk menambah kosakata anak

Untuk mendeteksi adanya gangguan tumbuh kembang, Mommy perlu memperhatikan tahapan tumbuh kembang bayi secara cermat dan mengetahui indikator yang ideal sesuai usianya.

Ditulis oleh: Dini Ramdhaniar – Tim penulis Mommy 101, disadur dari berbagai sumber.

Sumber

  1. Medise, Bernie Endyarni. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. 2013.https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak (Diakses tanggal 21 Juni 2021)
  2. Mayo Clinic Staff. Autism Spectrum Disorders. 2018. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928 (Diakses tanggal 21 Juni 2021)
  3. Mayo Clinic Staff. Down syndrome. 2018. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/down-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20355983 (Diakses tanggal 21 Juni 2021)
  4. American Academy of Pediatrics. Is Your Baby’s Physical Development on Track?. 2020. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Is-Your-Babys-Physical-Development-on-Track.aspx (Diakses tanggal 21 Juni 2021)
  5. Mayo Clinic Staff. Cerebral Palsy. 2020. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cerebral-palsy/symptoms-causes/syc-20353999 (Diakses tanggal 21 juni 2021)
  6. CDC. What is ADHD?. 2021. https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/facts.html (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  7. Mayo Clinic. 2019. Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) in children. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adhd/symptoms-causes/syc-20350889 (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  8. National Institutes of Health. 2017. What are common treatments for Down syndrome?. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/down/conditioninfo/treatments (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  9. CDC. Facts about Down Syndrome. 2021. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/downsyndrome.html (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  10. MyChild. Causes of Cerebral Palsy. https://www.cerebralpalsy.org/about-cerebral-palsy/cause (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  11. Irwanto, dkk. A-Z Sindrom Down. 2019. http://repository.unair.ac.id/89288/1/A-Z%20Sindrom%20Down_compressed.pdf (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  12. Kids Health. Delayed Speech or Language Development. 2019. https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  13. R. McLAUGHLIN, Maura.Speech and Language Delay in Children. 2011.https://www.aafp.org/afp/2011/0515/p1183.html (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  14. Soebadi, Amanda.  Keterlambatan Bicara. 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  15. familydoctor.org editorial staff. Speech and Language Delay. 2020. https://familydoctor.org/condition/speech-and-language-delay/ (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  16. Zeuny, Frista. 2020. Penyebab Speech Delay atau Keterlambatan Bicara pada Anak. https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/penyebab-speech-delay-atau-keterlambatan-bicara-pada-anak/ (Diakses tanggal 15 Agustus 2021)
  17. American Academy of Pediatrics. 2011. ADHD: What Every Parent Needs to Know. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/adhd/Pages/Early-Warning-Signs-of-ADHD.aspx (Diakses tanggal 2 Oktober 2021)
  18. Children and Adult With ADHD.Preschoolers and ADHD. https://chadd.org/for-parents/preschoolers-and-adhd/ (Diakses tanggal 2 Oktober 2021)
  19. American Academy of Pediatrics. Your Toddler Communicating With You?. 2019. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/language-delay.aspx (Diakses tanggal 2 Oktober 2021)
  20. Martin, Laura J. 2011. Study: Fussy Babies Linked to ADHD Risk. https://wb.md/3B3K4Dn  (Diakses tanggal 2 Oktober 2021)

Komentar

TestiMommy

Slide Image
Slide Image
Slide Image
Slide Image
Slide Image

Rentang kelahiran kedua yang cukup jauh, membuat saya sedikit lupa beberapa hal tentang parenting dan pengasuhan bayi. Informasi di website Mommy101 sangat membantu saya mengingat lagi semuanya. Terima kasih.

Eva, Mommy Lubna & Fadlan

New mom, young mom, senior mom, semua mommy wajib punya buku ini karena isinya sangat informatif, menarik, jelas dan padat, tidak ada lagi bingung-bingung soal perawatan bayi yaa moms.

Irsalina, mommy Aubrey dan Arsyila

Sebuah referensi terpercaya untuk ibu dan calon ibu. Sangat bermanfaat untuk panduan sehari-hari.

Mommy Fivi

Di Mommy 101 dari info yg basic sampe yg advanced ada semuah, bener-bener helpful buat first timer Mommy kaya aku. Sempet lupa minum folat acid, untung baca Mommy 101 jadi langsung gercep ambil n telen biar babyku tumbuh sehat. Makasi Mommy 101!

Jessica, Hamil 2 Bulan

Senang ketemu website Mommy101 yang lengkap banget infomasinya. Penyampaiannya ringan, menarik, dan mudah dipahami. Tapi tentu dengan sumber-sumber yang credible (bisa check di refrensinya). Thank you Mommy 101 for making our parenting tasks so much easier.

Sarah, Mommy Shifa