Lip Tie pada Bayi
Pengertian
Lip tie adalah kondisi ketika tali bagian dalam bibir atas, terlalu tebal atau terlalu ketat sehingga gerakan bibir terbatas dan bayi kesulitan untuk menyusu.
Lip tie sangat jarang terjadi, dengan kemungkinan sekitar 4-11% dan lebih banyak dialami oleh bayi laki-laki.
Klasifikasi
Terdapat 4 tingkatan lip tie pada bayi:
Kelas 1
Frenulum masih tipis sehingga tidak terlalu menimbulkan gangguan dalam proses menyusui.
Kelas 2
Frenulum lebih tebal dan meluas ke area gusi dan celah gigi.
Kelas 3
Frenulum berada di tengah-tengah celah gigi seri tengah dan rahang atas.
Kelas 4
Frenulum menebal dan merambah sampai langit-langit mulut.
Tanda-tanda
Berikut adalah tanda-tanda bayi mengalami lip tie :
Pada bayi
Perhatikan apakah bayi menunjukkan kondisi berikut ini:
- Berjuang untuk dapat melekat sempurna saat menyusu
- ASI mengalir keluar dari mulut saat menyusu
- Membuat suara “klik” saat menyusu
- Kenaikan berat badan yang lambat atau kurangnya penambahan berat badan
- Sering tersedak saat menyusu
- Tampak sangat lelah
- Rewel saat menyusu
- Frekuensi menyusu tinggi karena tidak kenyang
- Terlihat ada tali yang menghubungkan gusi atas dengan bibir atas
- Mengalami penyakit kuning
Pada Mommy
Berikut hal yang dapat menjadi tanda jika bayi mengalami Lip tie:
- Payudara Mommy tetap terasa penuh bahkan setelah menyusui
- Mommy merasakan nyeri selama menyusui
- Puting terasa sakit, gatal, dan lecet
Penyebab
Hingga saat ini, penyebab lip tie belum diketahui dengan pasti, namun sering terjadi pada bayi Asia dan Kaukasia.
Bayi dengan mutasi gen MTHFR (yang berperan dalam pembentukan mulut, termasuk bibir) memiliki risiko 7x lebih besar untuk mengalami lip tie.
Diagnosis
Diagnosis lip tie dapat ditegakkan oleh konselor laktasi bersertifikat, dokter anak, atau bidan melalui:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mulut bayi, mengamati cara menyusu, kemudian memutuskan prosedur medis apa yang akan dilakukan.
Dampak
Dampak lip tie yang paling utama adalah bayi mengalami kesulitan saat menyusui.
Selain itu, ada juga banyak dampak lainnya berikut ini:
- Diastema atau gigi tumbuh renggang, khususnya pada gigi depan atas
- Risiko karies pada gigi depan atas
- Berat badan bayi sulit naik karena kurang optimal dalam menyusu
- Bayi mengalami manultrisi atau kurang gizi
- Mommy merasa kelelahan karena menyusui terus-menerus
- Mommy mengalami mastitis atau tersumbatnya saluran ASI
Penanganan Lip tie
Sebagian besar kasus lip tie pada bayi akan normal sendiri seiring pertambahan usia.
Mommy tetap perlu berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk memastikan asupan bayi tidak terganggu.
Berikut beberapa hal yang bisa Mommy lakukan:
- Lebih sering menyusui agar bayi mendapat cukup asupan serta mencegah payudara membesar dan mengeras yang bisa membuat bayi semakin kesulitan menyusu
- Perbaiki pelekatan dengan memosisikan dagu bayi ke bawah agar ia dapat melekat lebih dalam pada puting
- Perah ASI dengan tangan atau pompa untuk memastikan adanya pasokan ASIP yang memadai jika bayi tidak dapat menyusu secara langsung dengan efektif.
- Berikan ASIP menggunakan sendok ataupun cup feeder.
Tindakan medis
Apabila lip tie tidak juga membaik atau kondisi lip tie cukup parah, yaitu kelas 3 dan 4, dokter akan melakukan prosedur medis frenotomy, frenectomy, atau frenuloplasty:
Frenotomy
Pada prosedur ini, dokter akan menggunting frenulum agar bibir atas dan gusi atas bayi tidak terlalu lengket.
Umumnya, prosedur ini tidak membutuhkan jahitan dan bayi bisa segera menyusu setelahnya.
Frenectomy
Pada prosedur frenectomy, frenulum dihilangkan seluruhnya menggunakan pisau scalpel, electro surgical unit, ataupun laser.
Dalam prosedur ini, bayi pun harus dibius lokal dan berisiko mengalami perdarahan.
Frenuloplasty
Apabila bayi mengalami lip tie kelas 4, dokter juga bisa mempertimbangkan untuk melakukan frenuloplasty.
Dokter akan memotong frenulum kemudian menjahit luka yang timbul. Selama prosedur ini, bayi harus dibius total.
FREQUENTLY ASKED QUESTION
Bahayakah lip tie pada bayi?
Umumnya, lip tie pada bayi tidak berbahaya, selama bayi bisa menyusu secara optimal. Kondisi ini akan membaik seiring pertumbuhan anak.
Apa itu tongue tie dan lip tie pada bayi?
Tongue tie adalah kondisi ketika frenulum yang menghubungkan antara lidah dan gusi bagian bawah terlalu pendek sehingga mengganggu pergerakan mulut.
Lip tie adalah kondisi ketika frenulum yang menghubungkan bibir atas dengan gusi bagian atas terlalu tebat atau ketat sehingga mengganggu pergerakan bibir
Apakah tongue tie berbahaya?
Tongue tie memiliki beberapa tingkatan. Pada tingkatan paling ringan, tongue tie tidak berbahaya dan bisa teratasi dengan sendirinya. Sedangkan pada tingkatan yang paling berat, diperlukan tindakan medis.
Apabila dibiarkan, tongue tie dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Kenapa lidah bayi pendek?
Lidah bayi pendek bisa disebabkan oleh tongue tie. Pada umumnya, tongue terjadi karena faktor genetik.
Penulis : Dian Kusumawardani, Konselor Menyusui – Tim penulis Mommy101, disadur dari berbagai sumber.
Sumber
- Monika, FB. 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Tangerang : Naura.
IDAI. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta : Penerbit IDAI. - Newman, Jack. Dr. 2008. The Ultimate Breastfeeding Book of Answers. Tangerang : Buah Hati.
- Journal of Human Lactation. 2013. Diagnosing and Understanding the Maxillary Lip-tie (Superior Labial, the Maxillary Labial Frenum) as it Relates to Breastfeeding. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0890334413491325. (diakses pada 14 Agustus 2021)
- Journal of American Board of Family Medicine. 2005. Newborn Tongue-tie: Prevalence and Effect on Breast-Feeding. https://www.jabfm.org/content/18/1/1?ijkey=52e94005b4b8aa2da91d25fec28963a417dd132a&keytype2=tf_ipsecsha. (diakses pada 14 Agustus 2021).