Adopsi Bayi atau Anak? Pertimbangkan Hal-Hal Berikut sebelum Memutuskan
Adopsi bayi atau anak yang lebih tua memiliki tantangan yang berbeda. Adopsi bayi banyak dipilih karena alasan pendekatan yang lebih mudah, sedangkan adopsi anak yang lebih tua cenderung dihindari karena kekhawatiran munculnya konflik akibat riwayat pengasuhan yang berbeda.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan adopsi bayi atau anak yang lebih tua:
1. Riwayat kesehatan
Jika mengadopsi bayi maka usahakan mengetahui riwayat kesehatan ibu untuk mengetahui kemungkinan penyakit genetis atau kelainan bawaan.
Namun jika mengadopsi anak yang lebih tua, maka orangtua perlu mengetahui catatan kesehatan anak. Jika kebetulan ada riwayat penyakit, maka tidak ada salahnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.
2. Latar belakang pengasuhan
Setiap keluarga memiliki tata cara pengasuhan masing-masing. Tanyakan kepada orangtua kandung atau keluarga mengenai kebiasaan pengasuhan calon anak.
Jika mengadopsi anak yang lebih tua dan berasal dari yayasan atau panti asuhan, maka usahakan menyediakan lebih banyak waktu bersama untuk mengetahui kebiasaan dan sifat dasar anak.
3. Tumbuh kembang anak
Jika berniat mengadopsi bayi, maka orangtua harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi pada tumbuh kembang anak, karena kondisi kehamilan ibu kandung turut memengaruhinya.
Sedangkan jika mengadopsi anak yang lebih tua, maka perhatikan apakah pertumbuhannya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang normal. Jika terjadi keterlambatan, maka orangtua harus sabar dan mengusahakan mengejar ketertinggalan anak.
4. Persiapan fisik dan mental
Mengadopsi bayi memang lebih melelahkan secara fisik karena segala kebutuhan bayi tergantung pada orangtuanya.
Sedangkan mengadopsi anak yang lebih tua juga tidak kalah melelahkan secara mental karena proses pendekatan yang menuntut kesabaran dari orangtua.\
Baca Juga : 12 Tips Panduan Pengasuha kepada Anak Adopsi
5. Kondisi psikologis anak
Saat memutuskan mengadopsi anak yang lebih tua, maka orangtua perlu memberikan perhatian terhadap kondisi psikologis anak.
Apalagi jika anak pernah mengalami trauma pada pengasuhan sebelumnya, ada baiknya meminta bantuan tenaga profesional untuk membantunya lepas dari tekanan masa lalu. Berbeda dengan mengadopsi bayi yang dapat dijaga kondisi psikologisnya sejak awal pengasuhan.
6. Menjaga komunikasi dengan keluarga
Adopsi anak tidak dapat memutuskan hubungan darah dengan orangtua kandungnya. Untuk itu sebisa mungkin tetap menjaga komunikasi dengan mereka.
Jika memutuskan mengadopsi bayi, maka ajak anak menemui orangtuanya setelah mereka mengetahui jati dirinya.
Sedangkan jika mengadopsi anak yang lebih tua, buatlah jadwal bertemu secara berkala sehingga anak merasa diterima oleh keluarga barunya, apapun latar belakangnya.
7. Penerimaan keluarga besar
Perbedaan karakter dan ciri fisik pada anak adopsi yang lebih tua sangat mudah dikomentari oleh keluarga besar.
Untuk itu orangtua harus berbesar hati dan memastikan anak tetap merasa diterima oleh kedua orangtuanya.
Memutuskan adopsi bayi atau anak yang lebih tua sama-sama memiliki tantangan bagi orangtua. Namun semua itu bisa dihadapi selama orangtua memiliki motivasi yang kuat terhadap adopsi anak. Semangat Mommy!
Baca Juga : Tips Memilih Tempat Adopsi Anak Yatim Piatu di Indonesia
Ditulis oleh : Damar Aisyah