Antiphospholipid Syndrome
Antiphospholipid Syndrome adalah salah satu jenis penyakit yang harus Mommy ketahui ketika program hamil, karena salah satu komplikasi dari penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan.
Pengertian
Antiphosphoplipid syndrome (APS) adalah penyakit autoimun yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi abnormal yaitu antibodi antifosfolipid yang menyebabkan darah cenderung menggumpal.
- Antibodi antifosfolipid terdiri dari 3 jenis, yaitu antikoagulan lupus, anticardiolipin, dan Anti-b2-gycoprotein I.
- APS dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah pada vena maupun arteri di kaki, ginjal, paru-paru, dan otak.
- Sebanyak 70% penderita APS adalah wanita, keberadaan antibodi antifosfolipid dapat menimbulkan beberapa gangguan kehamilan, yaitu menyebabkan keguguran, pre-eklampsia, hambatan pertumbuhan intrauterine, insufisiensi plasenta, dan kelahiran prematur.
Penyebab
Sama seperti kondisi autoimun lainnya, faktor genetik, hormonal, dan lingkungan dianggap berperan menjadi faktor penyebab APS.
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya APS antara lain:
1. Jenis kelamin
Kejadian APS pada wanita 3-5 kali lebih banyak daripada pria.
2. Gangguan sistem imun
Risiko APS meningkat pada seseorang yang mengalami penyakit autoimun lainnya seperti Lupus atau sindrom Sjogren’s.
3. Riwayat keluarga
Kondisi APS terkadang menurun dalam keluarga.
Gejala
Gejala yang muncul pada seseorang dengan APS antara lain:
- Gangguan keseimbangan dan mobilitas
- Gangguan penglihatan
- Gangguan berbicara
- Gangguan daya ingat
- Sensasi kesemutan di tangan atau kaki
- Kelelahan yang ekstrim
- Sakit kepala atau migraine berulang
Komplikasi
Komplikasi pada APS yang dapat terjadi antara lain:
Thrombosis vena dan arteri
Thrombosis (pembentukan gumpalan darah) pada vena dan arteri merupakan komplikasi yang paling serius dan umum terjadi. Sebanyak 65-70% kejadian thrombosis terjadi pada vena.Â
Penyakit akibat thrombosis pembuluh darah antara lain:
- Deep vein thrombosis (DVT). Yaitu penggumpalan darah di kaki, ditandai dengan bengkak, dan kemerahan. Gumpalan ini dapat bergerak menuju ke paru-paru dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru).
- Stroke. Pada APS stroke dapat terjadi pada seseorang dengan usia muda yang tidak diketahui faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya.
- Transient ischemic stroke (TIA). Merupakan kondisi yang mirip dengan stroke namun hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan saraf yang permanen.
Ruam (livedo reticularis).
Beberapa orang dengan APS mengalami ruam merah dengan pola seperti jaring.
Thrombositopenia autoimun
Trombositopenia autoimun terjadi pada 40-50% individu dengan APS.
Trombositopenia yang berkaitan dengan antibodi antifosfolipid sangat sulit dibedakan dengan idiopatikc thrombocytopenic purpura (ITP), meskipun antigen platelet yang berkaitan tampaknya berbeda pada APS dan ITP.
Gangguan kehamilan
Aps dapat menggangu kehamilan pada penderita, sebagai berikut ini:
- Keguguran dan keguguran berulang. Keguguran terjadi pada usia kehamilan >10 minggu. Keberadaan antibodi antifosfolipid terdeteksi pada 5 – 20% wanita yang mengalami keguguran berulang.
- Kelahiran prematur. Kelahiran prematur terjadi pada usia kehamilan <34 minggu dan disebabkan karena pre-eklampsia (tekanan darah tinggi selama masa kehamilan).
- Hambatan pertumbuhan intrauterine. Kejadian hambatan pertumbuhan intrauterine pada wanita denga APS adalah sebanyak 15 – 30% meskipun belum ditemukan hubungan pasti antara antibodi antifosfolipid dengan hambatan pertumbuhan intrauterine.
Diagnosis
Diagnosis APS ditegakkan berdasarkan kriteria karakteristik klinis serta hasil pemeriksaan laboratorium.
Seseorang didiagnosis mengalami APS bila memenuhi setidaknya satu karakteristik klinis dan satu kriteria hasil pemeriksaan laboratorium.
Karakteristik klinis
Karakteristik klinis untuk penegakan diagnosis APS adalah:
- Thrombosis pembuluh darah di jaringan atau organ tubuh mana saja, baik pada vena, arteri, atau pembuluh darah kecil.
- Satu kali atau lebih keguguran yang terjadi pada janin dengan morfologi normal di usia kehamilan 10 minggu.
- Satu atau lebih kelahiran prematur pada bayi dengan morfologi normal di usia kehamilan minggu ke-34 karena pre-eklampsia berat.
- Tiga atau lebih keguguran berturut-turut tanpa sebab yang jelas sebelum minggu ke-10 kehamilan
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi APS adalah dengan menguji:
- Antikoagulan lupus,
- Antibodi antikardiolipin (IgG dan IgM)
- Anti-Antibodi β2-glikoprotein I (IgG dan IgM).
Pengujian dilakukan setidaknya 2 kali dengan jarak waktu antar pemeriksaan setidaknya 12 minggu. Seseorang terkonfirmasi APS bila terdapat hasil positif setelah pengujian berulang.
Pengobatan APS pada kehamilan
APS tidak dapat disembuhkan, namun konsumsi obat-obatan berperan untuk mencegah dan mengurangi risiko penggumpalan darah dan komplikasi kehamilan.
Berikut adalah pengobatan yang dapat dilakukan:
1. Penggunaan Aspirin dosis rendah secara tunggal selama kehamilan
Direkomendasikan pada wanita dengan profil antibodi antifosfolipid tinggi namun tidak memiliki riwayat thrombosis atau komplikasi kehamilan (dengan atau tanpa Sistemic Lupus Erythematous (SLE)).
2. Penggunaan kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan) selama kehamilan
Direkomendasikan pada wanita dengan riwayat 3 kali keguguran spontan pada usia kehamilan <10 minggu serta pada wanita dengan riwayat kematian janin dalam kandungan pada usia kehamilan 10 minggu.
Pemberian Aspirin dosis rendah biasanya dimulai sebelum konsepsi (sebelum terjadinya pembuahan), sedangkan Heparin mulai diberikan segera setelah kehamilan dikonfirmasi.
3. Pemberian Aspirin dosis rendah secara tunggal atau kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan)
Direkomendasikan pada wanita dengan riwayat persalinan prematur pada usia kehamilan <34 minggu karena eklampsia, pre-eklampsia berat, atau karena adanya ciri-ciri insufisiensi plasenta.
4. Pemberian Heparin (dosis pencegahan) dilanjutkan hingga 6 minggu setelah persalinan
Direkomendasikan pada wanita dengan APS yang mendapat pengobatan dengan Heparin selama kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah.
5. Terapi alternatif
Bila pengobatan dengan kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan) gagal untuk mengobati wanita dengan APS maka alternatif pengobatan yang dapat diberikan adalah:
- Peningkatan dosis Heparin menjadi dosis terapi
- Penambahan Hydrochlortiazide, atau
- Prednisolone dosis rendah pada kehamilan trimester pertama
- Intravenous Immune Globulin (IVIG).
FREQUENTLY ASKED QUESTION
Apakah kondisi APS dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat?
Orang dengan antibodi antifosfolipid abnormal akan mengalami APS ketika risiko terjadinya penggumpalan darah lebih tinggi, jika:
- Makan makanan yang tidak sehat, menyebabkan kadar kolesterol tinggi dalam darah
- Tidak cukup berolahraga
- Merokok
- Mengalami obesitas
Apakah efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan obat-obat APS?
Efek samping obat-obat untuk APS jarang terjadi dan umumnya ringan, seperti gangguan pencernaan atau rasa mual (mual).
Namun ada risiko gangguan pada kemampuan darah untuk menggumpal sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan dengan gejala seperti:
- Terdapat darah di kencing atau feses
- Feses berwarna hitam
- Memar parah
- Mimisan berkepanjangan (berlangsung lebih dari 10 menit)
- batuk darah
Konsultasikan kepada dokter apabila Mommy mengalami tanda dan gejala Antiphospholipid Syndrome agar komplikasi pada kehamilan dapat dicegah.
Ditulis oleh : apt. Silvia Dwi Puspa Susanti, S.Farm. – Tim penulis Mommy 101 disadur dari berbagai sumber
Sumber
- Mayoclinic. Antiphospholipid syndrome. 2019. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/antiphospholipid-syndrome/symptoms-causes/syc-20355831 (diakses tanggal 30 September 2021)
- NHS. Antiphospholipid syndrome. 2018 https://www.nhs.uk/conditions/antiphospholipid-syndrome/symptoms/ (diakses tanggal 30 September 2021)
- Tektonidou, M. G, et al. 2019, EULAR recommendations for the management of antiphospholipid syndrome in adults, BMJ Jurnal, Volume 78, Issue 10.
- Comitee on Practice Bulletins-Obstetric, 2012, Antiphospolipis Syndrome, The American College of Obstetricians and Gynecologists , Vol. 120 No. 6.

