Antiphospholipid Syndrome | Definisi, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan
Antiphospholipid Syndrome adalah salah satu jenis penyakit yang harus Mommy ketahui ketika program hamil, karena salah satu komplikasi dari penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan.
Namun, dengan penanganan yang tepat risiko komplikasi pada kehamilan dapat dicegah.
Pengertian1,4
-
Antiphosphoplipid syndrome (APS) adalah penyakit autoimun yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi abnormal yaitu antibodi antifosfolipid yang menyebabkan darah cenderung menggumpal.
-
Antibodi antifosfolipid terdiri dari 3 jenis, yaitu antikoagulan lupus, anticardiolipin, dan Anti-b2-gycoprotein I.
-
APS dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah pada vena maupun arteri di kaki, ginjal, paru-paru, dan otak.
-
Sebanyak 70% penderita APS adalah wanita. Pada wanita, keberadaan antibodi antifosfolipid dapat menimbulkan beberapa gangguan kehamilan, yaitu menyebabkan keguguran, pre-eklampsia, hambatan pertumbuhan intrauterine, insufisiensi plasenta, dan kelahiran prematur.
Penyebab2
Tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang abnormal.
Sama seperti kondisi autoimun lainnya, faktor genetik, hormonal, dan lingkungan dianggap berperan menjadi faktor penyebab APS.
Faktor risiko1,4
Beberapa faktor risiko terjadinya APS adalah:
Jenis kelamin
Kejadian APS pada wanita 3-5 kali lebih banyak daripada pria.
Gangguan sistem imun
Risiko APS meningkat pada seseorang yang mengalami penyakit autoimun lainnya seperti Lupus atau sindrom Sjogren’s.
Riwayat keluarga
Kondisi APS terkadang menurun dalam keluarga.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah pada seseorang dengan APS adalah:
-
Kehamilan
-
Merokok
-
Mengonsumsi obat kontrasepsi yang mengandung esterogen atau penggunaan terapi esterogen pada kondisi menopause
-
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
Gejala2
Gejala yang muncul pada seseorang dengan APS antara lain:
-
Gangguan keseimbangan dan mobilitas
-
Gangguan penglihatan
-
Gangguan berbicara
-
Gangguan daya ingat
-
Sensasi kesemutan di tangan atau kaki
-
Kelelahan yang ekstrim
-
Sakit kepala atau migraine berulang
Baca Juga: Jenis dan Jumlah Kebutuhan Vitamin untuk Program Hamil
Komplikasi1,2,4
Komplikasi pada APS antara lain:
Thrombosis vena dan arteri
Thrombosis (pembentukan gumpalan darah) pada vena dan arteri merupakan komplikasi yang paling serius dan umum terjadi. Sebanyak 65-70% kejadian thrombosis terjadi pada vena. Penyakit akibat thrombosis pembuluh darah antara lain:
-
Deep vein thrombosis (DVT).
Yaitu penggumpalan darah di kaki. Tanda-tanda DVT antara lain nyeri, bengkak, dan kemerahan. Gumpalan ini dapat bergerak menuju ke paru-paru dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru).
-
Stroke
Pada APS stroke dapat terjadi pada seseorang dengan usia muda yang tidak diketahui faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya.
- Transient ischemic stroke (TIA).
Merupakan kondisi yang mirip dengan stroke namun hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan saraf yang permanen.
Ruam (livedo reticularis).
Beberapa orang dengan APS mengalami ruam merah dengan pola seperti jaring.
Thrombositopenia autoimun
Trombositopenia autoimun terjadi pada 40-50% individu dengan APS. Trombositopenia yang berkaitan dengan antibodi antifosfolipid sangat sulit dibedakan dengan idiopatikc thrombocytopenic purpura (ITP), meskipun antigen platelet yang berkaitan tampaknya berbeda pada APS dan ITP.
Gangguan kehamilan, berupa:
- Keguguran dan keguguran berulang
Keguguran terjadi pada usia kehamilan >10 minggu. Berdasarkan hasil penelitian keberadaan antibodi antifosfolipid terdeteksi pada 5 – 20% wanita yang mengalami keguguran berulang.
- Kelahiran prematur
Kelahiran prematur terjadi pada usia kehamilan <34 minggu dan disebabkan karena pre-eklampsia (tekanan darah tinggi selama masa kehamilan).
- Hambatan pertumbuhan intrauterine
Kejadian hambatan pertumbuhan intrauterine pada wanita denga APS adalah sebanyak 15 – 30% meskipun dalam sebuah penelitian belum ditemukan hubungan pasti antara antibodi antifosfolipid dengan hambatan pertumbuhan intrauterine.
Diagnosis4
Diagnosis APS ditegakkan berdasarkan kriteria karakteristik klinis serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya antibodi antifosfolipid dalam darah dengan kadar tertentu.
Seseorang didiagnosis mengalami APS bila memenuhi setidaknya satu karakteristik klinis dan satu kriteria hasil pemeriksaan laboratorium.
Karakteristik klinis
Karakteristik klinis untuk penegakan diagnosis APS adalah:
-
Thrombosis pembuluh darah di jaringan atau organ tubuh mana saja, baik pada vena, arteri, atau pembuluh darah kecil.
-
Gangguan kehamilan:
-
Satu kali atau lebih keguguran yang terjadi pada janin dengan morfologi normal di usia kehamilan ³10 minggu.
-
-
-
Satu atau lebih kelahiran prematur pada bayi dengan morfologi normal di usia kehamilan minggu ke-34 karena pre-eklapsia berat.
-
-
-
Tiga atau lebih keguguran berturut-turut tanpa sebab yang jelas sebelum minggu ke-10
kehamilan
-
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi APS adalah dengan menguji antikoagulan lupus, antibodi antikardiolipin (IgG dan IgM) dan anti-Antibodi β2-glikoprotein I (IgG dan IgM). Pengujian dilakukan setidaknya 2 kali dengan jarak waktu antar pemeriksaan setidaknya 12 minggu. Seseorang terkonfirmasi APS bila terdapat hasil positif setelah pengujian berulang.
Pengobatan APS pada kehamilan3,4
APS tidak dapat disembuhkan. Konsumsi obat-obatan berperan untuk mencegah dan mengurangi risiko penggumpalan darah dan komplikasi kehamilan. Obat yang digunakan adalah:
-
Antikoagulan berupa Heparin atau Warfarin
-
Antiplatelet berupa Aspirin dosis rendah (75 – 100 mg/hari)
-
Prednisolone dosis rendah
-
-
Intravenous Immune Globulin (IVIG)
Pengobatan APS pada kehamilan disesuaikan dengan kondisi individu dan riwayat komplikasi APS, sebagai berikut:
1. Penggunaan Aspirin dosis rendah secara tunggal selama kehamilan
Direkomendasikan pada wanita dengan profil antibodi antifosfolipid tinggi namun tidak memiliki riwayat thrombosis atau komplikasi kehamilan (dengan atau tanpa Sistemic Lupus Erythematous (SLE)).
2. Penggunaan kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan) selama kehamilan
Direkomendasikan pada wanita dengan riwayat ³3 kali keguguran spontan pada usia kehamilan <10 minggu serta pada wanita dengan riwayat kematian janin dalam kandungan pada usia kehamilan ³10 minggu.
Pemberian Aspirin dosis rendah biasanya dimulai sebelum konsepsi (sebelum terjadinya pembuahan), sedangkan Heparin mulai diberikan segera setelah kehamilan dikonfirmasi.
Berdasarkan hasil penelitian pada wanita dengan riwayat keguguran serta riwayat kematian janin dalam kandungan, pengobatan dengan kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin menunjukkan angka kelahiran hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengobatan hanya dengan Aspirin dosis rendah.
3. Pemberian Aspirin dosis rendah secara tunggal atau kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan)
Direkomendasikan pada wanita dengan riwayat persalinan prematur pada usia kehamilan <34 minggu karena eklampsia, pre-eklampsia berat, atau karena adanya ciri-ciri insufisiensi plasenta.
4. Pemberian Heparin (dosis pencegahan) dilanjutkan hingga 6 minggu setelah persalinan
Direkomendasikan pada wanita dengan APS yang mendapat pengobatan dengan Heparin selama kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah.
5. Terapi alternatif
Bila pengobatan dengan kombinasi Aspirin dosis rendah dan Heparin (dosis pencegahan) gagal untuk mengobati wanita dengan APS maka alternatif pengobatan yang dapat diberikan adalah peningkatan dosis Heparin menjadi dosis terapi, penambahan Hydrochlortiazide, atau Prednisolone dosis rendah pada kehamilan trimester pertama. Bila pengobatan tersebut masih belum berhasil maka dapat diberikan Intravenous Immune Globulin (IVIG).
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apakah kondisi APS dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat?
Sebuah teori mengatakan bahwa banyak orang dengan antibodi antifosfolipid abnormal akan mengalami APS ketika risiko terjadinya penggumpalan darah lebih tinggi.
Risiko ini muncul bila seseorang tersebut:2
-
makan makanan yang tidak sehat, menyebabkan kadar kolesterol tinggi dalam darah
-
tidak cukup berolahraga
-
merokok
-
mengalami obesitas
Apakah efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan obat-obat APS?
Efek samping obat-obat untuk APS jarang terjadi dan umumnya ringan, seperti gangguan pencernaan atau rasa mual (mual).
Namun ada risiko gangguan pada kemampuan darah untuk menggumpal sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan dengan gejala seperti:2
-
Terdapat darah di kencing atau feses
-
Feses berwarna hitam
-
Memar parah
-
Mimisan berkepanjangan (berlangsung lebih dari 10 menit)
-
batuk darah
Konsultasikan kepada dokter apabila Mommy mengalami tanda dan gejala Antiphospholipid Syndrome agar komplikasi pada kehamilan dapat dicegah.
Judul : Program Hamil ? Konsumsi Makanan Ini Untuk Tingkatkan Peluang Kehamilan
Ditulis oleh : apt. Silvia Dwi Puspa Susanti, S.Farm.
Sumber
- Mayoclinic, Antiphospholipid syndrome, [Internet], Tersedia dalam: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/antiphospholipid-syndrome/symptoms-causes/syc-20355831
- NHS, Antiphospholipid syndrome, [Internet], Tersedia dalam: https://www.nhs.uk/conditions/antiphospholipid-syndrome/symptoms/
- Tektonidou, M. G, et al. 2019, EULAR recommendations for the management of antiphospholipid syndrome in adults, BMJ Jurnal, Volume 78, Issue 10.
- Comitee on Practice Bulletins-Obstetric, 2012, Antiphospolipis Syndrome, The American College of Obstetricians and Gynecologists , Vol. 120 No. 6.