Hamil dengan Miom
Pengertian Miom
Miom adalah tumor jaringan otot atau semacam daging tumbuh.
Miom terjadi ketika satu sel otot di dinding rahim berkembang biak dan tumbuh membentuk tumor yang bersifat non-kanker.
Sebanyak 30- 50% persen dari populasi mengalaminya, atau sekitar 1 dari 3 wanita.
Peluang hamil
Kebanyakan miom tidak mengganggu kesuburan. Artinya, meskipun memiliki miom tetapi masih bisa hamil.
Miom yang dapat menganggu kesuburan adalah yang berdiameter lebih dari 6 cm dan berada di dalam rongga rahim, serta menyebabkan hal beirkut:
- Perubahan bentuk serviks bisa memengaruhi jumlah sperma yang bisa masuk ke rahim.
- Perubahan bentuk rahim bisa mengganggu pergerakan sperma atau embrio.
- Tuba falopi bisa tersumbat oleh miom.
- Ketika miom memengaruhi ukuran lapisan rongga rahim.
- Aliran darah ke rongga rahim terpengaruh. Hal ini dapat menurunkan kemampuan embrio untuk menempel ke dinding rahim.
Jenis miom
Miom biasanya ditemukan di dalam atau di sekitar rahim atau leher rahim. Berdasarkan lokasinya, miom dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu:
- Subserosal, berada di dinding luar rahim (55%).
- Intramural, tumbuh di lapisan otot dinding rahim (40%).
- Submukosal, menonjol ke dalam rongga rahim (5%).
Miom dapat terhubung ke rahim melalui tangkainya atau melekat pada ligamen atau organ terdekat seperti kandung kemih dan usus.
Ukuran miom
Miom bisa berukuran sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh mata manusia atau berukuran besar hingga memperlebar rahim dan mencapai tulang rusuk, bahkan menambah berat badan.
Gejala miom
Miom sering kali tidak disadari karena tidak bergejala, biasanya dokter menemukan miom secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan panggul atau USG kehamilan.
Pada wanita yang memiliki gejala, tanda dan gejala miom yang paling umum antara lain:
- Pendarahan menstruasi yang berat dan menyakitkan.
- Menstruasi berlangsung lebih dari seminggu.
- Sakit perut.
- Tekanan atau nyeri panggul.
- Sering buang air kecil dan kesulitan mengosongkan kandung kemih.
- Sembelit.
- Sakit punggung bawah atau kaki.
- Sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
Penyebab miom
Belum diketahui penyebab pasti adanya miom, namun berikut adalah beberapa kemungkinannya:
- Hormon estrogen berkaitan dengan adanya miom, peluang terjadinya miom menurun ketika tingkat estrogen berkurang, terutama ketika menopouse.
- Zat yang membantu tubuh memelihara jaringan, seperti faktor pertumbuhan mirip insulin, juga bisa memengaruhi pertumbuhan miom.
- Keberadaan matriks ekstraseluler (ECM) juga ditengarai bisa menyebabkan miom. ECM adalah zat yang membuat sel tubuh saling menempel. ECM meningkat pada miom.
Komplikasi miom
Umumnya miom tidak berbahaya, tetapi berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi.
Berikut ini komplikasi yang mungkin muncul:
1. Anemia
Anemia atau penurunan sel darah merah bisa menyebabkan kelelahan akibat kehilangan banyak darah.
2. Masalah saat hamil
Komplikasi bisa terjadi apabila miom muncul selama kehamilan, antara lain:
- Masalah perkembangan bayi
- Risiko persalinan prematur, karena seringnya sakit perut akibat miom
- Kesulitan persalinan, karena ukuran yang besar atau menghalangi jalan lahir
3. Keguguran
Dalam kasus yang jarang terjadi, miom dapat menyebabkan keguguran.
Faktor risiko miom
Ada beberapa faktor risiko yang diketahui bisa menyebabkan miom berkembang. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Usia subur
Miom paling sering terjadi pada usia subur, utamanya wanita berusia 30 hingga 50 tahun.
Hal ini terkait dengan produksi hormon estrogen yang masih aktif.
2. Kelebihan berat badan
Wanita yang kelebihan berat badan juga lebih berisiko mengalami miom.
Sebab kelebihan berat badan meningkatkan estrogen dalam tubuh.
3. Ras
Wanita Afrika-Karibia yang berkulit hitam cenderung memiliki miom daripada wanita dari ras lain, meski kaitannya belum jelas.
4. Faktor lain
Berikut beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan munculnya miom:
- Menstruasi usia dini
- Kekurangan vitamin D
- Konsumsi daging merah yang tinggi.
- Rendahnya asupan sayuran hijau, buah-buahan, dan produk susu
- Konsumsi alkohol
Diagnosis miom
Pemeriksaan panggul akan dilakukan jika dokter mencurigai keberadaan miom.
Selanjutnya tes penunjang disarankan dilakukan untuk memastikan diagnosis.
1. Ultrasonografi (USG)
USG yang digunakan untuk membantu mendiagnosis miom yakni USG perut dan USG transvaginal.
Gambar yang dihasilkan oleh pemindaian ini dikirimkan ke monitor, sehingga dokter dapat melihat apakah ada tanda-tanda miom.
2. Histeroskopi
Histeroskopi sering digunakan untuk miom yang menonjol ke rongga rahim (submukosal).
Caranya, teleskop kecil dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim, sehingga dokter dapat memeriksa bagian dalam rahim.
Diperlukan waktu sekitar 5 menit untuk melakukannya.
3. Laparoskopi
Prosedur ini dilakukan untuk mencari miom yang menonjol ke luar rahim (subserosal) atau pun di lapisan oton dinding rahim (intramural).
Caranya, teleskop kecil dimasukkan melalui sayatan kecil di perut.
Kamera dari teleskop merekam gambar bagian dalam perut atau panggul, dan menampilkannya ke monitor televisi.
4. Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
MRI dapat menunjukkan lebih rinci ukuran dan lokasi miom, serta membantu menentukan pilihan pengobatan yang tepat.
MRI sering digunakan pada wanita dengan rahim yang lebih besar atau pada wanita yang mendekati menopause.
5. Biopsi
Biopsi merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan kecil selama histeroskopi atau laparoskopi untuk pemeriksaan di laboratorium.
Pengobatan dan Penanganan
Bila miom menunjukkan gejala dan mengganggu aktivitas sehari- hari, berikut adalah pengobatan dan penanganan yang biasa dilakukan:
Pengobatan Miom
Salah satu pilihannya adalah dengan menggunakan obat- obatan, yaitu:
1. Sistem intrauterin levonorgestrel (LNG-IUS)
Merupakan perangkat plastik berbentuk T kecil ditempatkan di rahim, yang secara perlahan melepaskan hormon progestogen levonorgestrel.
- Cara kerjanya adalah menghentikan pertumbuhan lapisan rahim dengan cepat, sehingga lebih tipis dan mengurangi pendarahan.
- Efek sampingnya antara lain perdarahan tidak teratur yang bisa berlangsung lebih dari 6 bulan, jerawat sakit kepala, nyeri payudara bahkan berhenti menstruasi.
2. Asam traneksamat
Asam traneksamat bekerja dengan menghentikan pendarahan di lapisan rahim.
- Cara kerjanya adalah mengurangi kehilangan darah sekitar 50%, namun perawatan harus dihentikan jika gejala tidak membaik dalam 3 bulan.
- Efek sampingnya adalah gangguan pencernaan dan diare.
3. Obat antiinflamasi
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan asam mefenamat, bisa digunakan.
- Cara kerja NSAID mengurangi produksi prostaglandin yang terkait dengan menstruasi berat.
- Efek samping yang umum terjadi adalah gangguan pencernaan dan diare.
4. Pil KB
Pil KB bisa meringankan pendarahan dan mengurangi nyeri haid.
5. Progestogen oral
Progestogen oral adalah progesteron sintetis yang dapat membantu mengurangi menstruasi berat.
- Cara kerjanya adalah mencegah pertumbuhan lapisan rahim dengan cepat.
- Efek samping dari progestogen oral antara lain penambahan berat badan, nyeri payudara, dan jerawat.
6. Progesteron suntik
Progesteron suntik dapat disuntikkan setiap 12 minggu selama pengobatan diperlukan.
- Cara kerjanya juga mencegah lapisan rahim tumbuh dengan cepat.
- Efek samping yang terjadi antara lain penambahan berat badan, perdarahan tidak teratur, menstruasi yang terhenti, gejala pramenstruasi (PMS) seperti kembung, retensi cairan, dan nyeri payudara.
7. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis
Dokter biasanya meresepkan GnRH agonis untuk mengecilkan massa miom sebelum operasi.
- Cara kerjanya adalah dengan menghalangi produksi estrogen dan progesteron, agar menstruasi berhenti sementara, miom menyusut, dan anemia sering kali membaik.
- Efek samping GnRH agonis adalah mengalami gejala seperti menopause, misalnya hot flushes, keringat yang meningkat, kekakuan otot, dan vagina yang kering.
Operasi
Apabila miom membesar dan menimbulkan keluhan, dokter akan menyarankan operasi atau pembedahan, seperti berikut ini:
1. Histerektomi
Merupakan prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim. Cara ini dianggap paling efektif untuk mencegah miom datang kembali.
Histerektomi disarankan jika miom berukuran besar, disertai pendarahan hebat.
2. Miomektomi
Miomektomi adalah operasi untuk mengangkat miom dari dinding rahim.
Meskipun demikian, ada kemungkinan miom akan muncul kembali dan memerlukan pembedahan lanjutan.
3. Reseksi histeroskopi fibroid
Prosedur ini menggunakan teleskop tipis (histeroskop) dan instrumen bedah kecil untuk mengangkat miom submukosal tanpa menggunakan sayatan, melainkan melalui vagina.
Kram perut mungkin dikeluhkan setelah prosedur usai dilakukan.
Perdarahan vagina juga mungkin terjadi, namun berhenti dalam beberapa pekan.
4. Morselasi histeroskopi fibroid
Histeroskop dimasukkan ke dalam rahim melalui serviks. Kemudian alat khusus yang disebut morcellator digunakan untuk memotong dan mengangkat jaringan miom.
Prosedur ini menjadi pilihan jika terjadi komplikasi serius.
Tindakan ini tergolong baru dan bukti keamanan secara keseluruhan serta efektivitas jangka panjangnya masih terbatas.
Prosedur Nonbedah
Seiring bekembangnya teknologi kesehatan, penanganan miom juga semakin canggih. Kini ada pula prosedur nonbedah yang bisa dilakukan.
1. Embolisasi Arteri Uterina (UEA)
Prosedur ini direkomendasikan untuk wanita dengan miom besar, dengan melakukan penyumbatan (embolisasi) arteri uterina, sehingga miom bisa mengecil.
Akan tetapi, efek keseluruhan dari prosedur ini terhadap kesuburan dan kehamilan belum pasti.
2. Ablasi endometrium
Ablasi endometrium adalah operasi untuk meluruhkan lapisan endometrium atau dinding rahim, melibatkan panas, listrik, atau laser sehingga tidak cocok untuk yang ingin memiliki banyak anak.
Tujuannya adalah untuk mengurangi perdarahan uterus abnormal, serta mengatasi miom kecil di rahim.
3. Prosedur yang dipandu MRI
Ada dua teknik untuk mengatasi miom menggunakan panduan MRI, yakni:
- Ablasi laser perkutan (APL) dengan panduan MRI. Teknik ini menggunakan MRI untuk mengarahkan jarum kecil ke tengah miom yang menjadi sasaran untuk dihancurkan.
- Ultrasonografi terfokus transkutan dengan panduan MRI. Energi laser atau energi ultrasonik diarahkan melalui jarum untuk menghancurkan fibroid.
FREQUENTLY ASKED QUESTION
Hamil dengan miom, bisakah melahirkan normal?
Bisa, selama miom di dalam rahim tidak mengganggu dan menghambat, atau mempersulit proses kelahiran per vaginam, maka bukan masalah.
Setelah operasi miom, apakah bisa hamil?
Setelah operasi pengangkatan miom (miomektomi), peluang untuk hamil tetap ada. Tetapi peluang hamil ditentukan oleh seberapa banyak miom yang pernah diangkat.
Semakin banyak miom diangkat, kemungkinan hamil lebih kecil ketimbang miom yang sedikit diangkat.
Adakah makanan untuk mengecilkan miom?
Makanan yang disarankan adalah yang kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan oat.
Juga makanan yang kaya kalium seperti alpukat, tomat, dan pisang
Ditulis oleh : Nurvita Indarini – Tim penulis Mommy 101 disadur dari berbagai sumber
Sumber
- Cleveland Clinic. Chances of Getting Pregnant or Having a Healthy Pregnancy. https://health.clevelandclinic.org/can-fibroids-affect-your-chances-of-getting-pregnant-or-having-a-healthy-pregnancy/
- Uomhealth. Undertstanding Racial Disparities for Women Uterine Fibroids. 2020. https://labblog.uofmhealth.org/rounds/understanding-racial-disparities-for-women-uterine-fibroids
- MayoClinic. Uterine Fibroids. 2019. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-fibroids/symptoms-causes/syc-20354288#:~:text=Uterine%20fibroids%20are%20noncancerous%20growths,almost%20never%20develop%20into%20cancer.
- Nhs. Fibroids. 2018. https://www.nhs.uk/conditions/fibroids/
- Reproductive Facts. Fibroids and Fertility. 2015. https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/fibroids-and-fertility/
 
				 
						

