Panduan lengkap Minum Obat Saat Program Hamil
Terkadang penggunaan obat tidak dapat dihindari baik bagi wanita yang sedang merencanakan program hamil atau pada wanita yang sedang hamil.
Namun, pastikan kita telah mengetahui profil keamanan obat, agar tidak mengganggu program hamil atau berdampak pada janin.
Risiko Minum Obat saat Hamil
Beberapa obat-obatan diketahui dapat berdampak bagi perkembangan janin, seperti meningkatkan risiko lahir cacat, keguguran, kelahiran prematur, kematian atau gangguan perkembangan.
Biasanya risiko terbesar pada usia kehamilan minggu pertama di mana kebanyakan ibu hamil belum mengetahui bahwa mereka telah mengandung.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan untuk memilah obat-obatan yang akan dikonsumsi.
Selalu Konsultasi
Cara termudah untuk mengetahui keamanan obat bagi ibu hamil adalah dengan membaca informasi pada brosur atau kemasan obat. Selain itu, konsultasikan semua pengobatan baik yang digunakan jangka pendek atau jangka panjang dengan dokter atau apoteker.
Berikut adalah beberapa contoh obat-obatan yang sering digunakan di masyarakat untuk mengatasi penyakit atau gejala umum yang sering terjadi.
1. Obat Demam atau Nyeri
-
Keluhan nyeri, seperti sakit gigi, sakit kepala dan gejala demam seringkali kita temui di masyarakat.
-
Banyak obat yang dijual bebas untuk mengatasi gejala tersebut, namun jika sedang hamil atau berencana hamil, pastikan memilih obat yang aman, seperti Paracetamol dan gunakan jangka pendek.
-
Penggunaan obat anti nyeri atau anti inflamasi golongan NSAIDs (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs), seperti Aspirin tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan risiko keguguran hingga 80%.
-
Namun, penggunaan Aspirin dosis rendah dapat digunakan atas petunjuk dokter jika ibu hamil mengalami kondisi preeklamsia.
-
NSAIDs lain, seperti Ibuprofen dan Ketoprofen juga tidak direkomendasikan baik bagi pria maupun wanita, karena juga dapat mempengaruhi fertilitas pria.
2. Obat Antidepresan dan Antipsikotik
-
Penggunaan obat antidepresan atau antipsikotik diketahui dapat mempengaruhi regulasi hormon selama ovulasi, serta mengganggu hormon prolaktin yang sangat penting untuk pembuahan.
-
Wanita yang menggunakan obat antidepresan golongan SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hamil. Penggunaan SSRIs juga berkaitan dengan kelahiran prematur dan keguguran.
-
Penggunaan antipsikotik dapat menganggu siklus menstruasi. Jika tidak dapat dihentikan, dokter akan mengganti obat lain yang dapat membantu meningkatkan kesuburan.
3. Obat Batuk
- Beberapa orang mempercayai bahwa penggunaan obat batuk ekspektoran dapat meningkatkan fertilitas, karena dapat meningkatkan lendir serviks. Namun, tidak ada penelitian yang membuktikan hal tersebut.
- Jika diperlukan, obat batuk yang mengandung Guaifenesin bisa digunakan pada ibu hamil, namun pastikan memilih bentuk sediaan yang tidak mengandung alkohol dan digunakan dalam jangka pendek.
Baca Juga : Panduan Lengkap Periksa Gigi Saat Sebelum Hamil
4. Obat Kortikosteroid
- Obat golongan kortikosteroid, seperti Dexamethasone, Methylprednisolone dan Hidrokortison cukup sering digunakan secara bebas oleh masyarakat untuk mengobati alergi, radang atau nyeri. Obat ini juga digunakan untuk penyakit kronis, seperti lupus dan asma.
- Penggunaan obat tersebut sebaiknya dihindari jika sedang merencanakan kehamilan, karena dapat mencegah pelepasan follicle-stimulating dan luteinizing hormones, sehingga dapat menghambat ovulasi yang berkaitan dengan kesuburan.
- Hindari penggunaan obat kortikosteroid secara bebas, namun jika digunakan untuk penyakit kronis, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan.
5. Antibiotik
-
Antibiotik merupakan pengobatan yang digunakan hanya untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
-
Meski tidak ada bukti yang menyatakan penggunaan antibiotik dapat menurunkan kesempatan untuk hamil, namun terdapat laporan terjadi penurunan lendir serviks pada wanita yang mengonsumsi antibiotik.
-
Selain itu, penggunaan antibiotik harus diperhatikan pada wanita yang sedang hamil. Beberapa antibiotik dapat menyebabkan masalah pada janin. Oleh karena itu, antibiotik hanya boleh digunakan atas rekomendasi dokter. Penggunaan antibiotik secara bebas juga dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi antibiotik, yaitu kondisi ketika bakteri menjadi kebal dengan antibiotik.
6. Obat Anti alergi
Terkadang obat anti alergi atau antihistamin dibutuhkan untuk mengatasi kondisi alergi, seperti gatal, ruam atau kemerahan pada kulit.
Beberapa obat antihistamin yang aman digunakan saat kehamilan, yaitu Cetirizine, Loratadine, Levocetirizine, Chlorpheniramine maleate (CTM), Cyproheptadine.
7. Vitamin
Vitamin untuk program hamil dapat digunakan untuk persiapan kehamilan, seperti Asam Folat. Asam folat merupakan vitamin B yang direkomendasikan sebelum dan selama kehamilan, karena dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi.
Hindari penggunaan vitamin atau suplemen yang belum diketahui keamanannya pada ibu hamil. Tidak semua produk dengan klaim “kandungan herbal, alami dan tanpa efek samping” aman digunakan bagi ibu hamil.
8. Obat Jerawat
Penggunaan perawatan wajah dengan Isotretinoin juga harus dihindari pada ibu hamil dan wanita usia subur yang sedang merencanakan kehamilan, karena dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, kematian mendadak setelah lahir atau kecacatan.
Oleh karena itu, penggunaan Isotretinoin harus dihentikan dan kehamilan harus ditunda setidaknya 1 bulan setelah obat dihentikan.
Beberapa obat yang digunakan sebelum hamil dapat mempengaruhi fertilitas dan jika digunakan saat hamil dapat berdampak pada perkembangan janin. Oleh karena itu, pastikan semua pengobatan termasuk vitamin, didapatkan atas rekomendasi dokter.
Baca Juga : Panduan Lengkap Vaksinasi Untuk Wanita Sebelum Hamil
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apakah aman minum antibiotik saat program hamil?
Tidak semua jenis antibiotik aman diberikan saat program hamil. Namun, jika antibiotik dibutuhkan maka dokter akan meresepkan jenis antibiotik yang aman diberikan saat program hamil atau ketika sedang hamil. Jadi, hindari penggunaan antibiotik secara bebas. Antibiotik hanya boleh digunakan atas resep dokter.
Kapan asam folat diminum untuk program hamil?
CDC (Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan semua wanita usia subur untuk mengonsumsi 400 mcg asam folat setiap harinya atau setidaknya 1 bulan sebelum kehamilan.
Asam folat dapat diperoleh dari makanan atau suplemen. Penggunaan asam folat dapat membantu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang, sehingga sangat penting dikonsumsi saat program hamil dan selama kehamilan.
Ditulis oleh : apt. Novita, S.Farm., M.Farm.
Sumber
- Center for Disease Control and Prevention. Treating for Two: Medicine and Pregnancy [Internet]. Available from: https://www.cdc.gov/pregnancy/meds/treatingfortwo/facts.html
- Safe Medication When Trying To Conceive [Internet]. Available from: https://momlovesbest.com/safe-medication-when-trying-to-conceive
- Sumit Kar, Ajay Krishnan, Preetha, and Atul Mohankar. A review of antihistamines used during pregnancy [Internet]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3356948/
- Center for Disease Control and Prevention. Folic Acid [Internet]. Available from: https://www.cdc.gov/ncbddd/folicacid/about.html
- Isotretinoin [Internet]. Available from: https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a681043.html